

Korban yang tewas sedikitnya 6,000 pejuang dari pihak Indonesia dan 200 ribu rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban pasukan Inggris dan India sekitar 600 orang. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.


Setelah munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas ke segenap pelosok kota Surabaya. Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabayaterjadi pada insiden perobekan bendera di Yamato Hoteru / Hotel Yamato (bernama OranjeHotel atau Hotel Oranye pada zaman kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.

Tak lama setelah mengumpulnya massa di HotelYamato, Residen Soedirman, pejuang dan diplomat yang saat itu menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih diakui pemerintah Dai NipponSurabaya Syu, sekaligus sebagai Residen DaerahSurabaya Pemerintah RI, datang melewati kerumunan massa lalu masuk ke hotel Yamatodikawal Sidik dan Hariyono. Sebagai perwakilan RI dia berunding dengan Mr. Ploegman dan kawan-kawannya dan meminta agar bendera Belanda segera diturunkan dari gedung HotelYamato. Dalam perundingan ini Ploegman menolak untuk menurunkan bendera Belanda dan menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia.
Perundingan berlangsung memanas, Ploegman mengeluarkan pistol, dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan. Ploegman tewas dicekik oleh Sidik, yang kemudian juga tewas oleh tentara Belanda yang berjaga-jaga dan mendengar letusan pistol Ploegman, sementara Soedirman dan Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato. Sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang semula bersama Soedirman kembali ke dalam hotel dan terlibat dalam pemanjatan tiang bendera dan bersama Koesno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya ke puncak tiang bendera kembali sebagai bendera Merah Putih.
Setelah insiden di Hotel Yamato tersebut, pada tanggal 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris . Serangan-serangan kecil tersebut di kemudian hari berubah menjadi serangan umum yang banyak memakan korbanjiwa di kedua belah pihak Indonesia dan Inggris, sebelum akhirnya Jenderal D.C. Hawthornmeminta bantuan Presiden Sukarno untuk meredakan situasi.
Darah dan air mata yang mengalir pada 10 november tidak sedikit, lalu tegakah kita mengotorinya dengan perbuatan-perbuatan seperti Kasus Penjualan Saham PT Krakatau Steel, dan kasus-kasus korupsi lainnya yang merusak negeri ini dari dalam?
Walaupun kita tak mampu menyumbangkan apapun seperti para pahlawan dulu, setidaknya janganlah kita menjadi pencuri dan penghancur negeri ini, yang dibangun dengan tetesan darah yang tidak sedikit...
Demikianlah sekilas apa yang terjadi pada peristiwa tanggal 10 November. Merupakan sebuah kejadian bersejarah. Dan kita yang mewarisi kemerdekaan ini, akankah mengecewakan mereka yang tewas menjadi pupuk negeri ini?
O....ya, untuk melengkapi kenangan kali ini, jangan lupa download juga Rekaman Mp3 Orasi Bung Tomo yang berapi-api pada perang ini.
sungguh besar jasa-jasa pahlawan kita yg tak kenal gentar namun mengapa di rezim skrg ini pd buta mata dan hatinya. slm knl satoesisi sukses sllu.
ReplyDelete